EVALUASI PENERAPAN PROSEDUR OLAH GERAK KAPAL MEMASUKI ZONA 500 METER DI SV. KARINA 68 DENGAN FISHBONE ANALYSIS
Keywords:
running cargo, zona 500 meter, prosedur TKO, metode fishboneAbstract
Running cargo merupakan kegiatan yang sangat penting dalam mensuplai barang-barang keperluan offshore dari Pelabuhan ke platform atau sebaliknya. SV. Karina 68 merupakan salah satu jenis OSV (Offshore Support Vessel) yang bertugas dalam kegiatan running cargo. Kegiatantersebut sering kali menemukan hambatan terutama pada saat kapal akan memasuki zona 500 meter. Penelitian ini akan menganalisis tentang penerapan prosedur olah gerak kapal memasuki zona 500 meter di SV. Karina 68. Tujuan peneliti yakni untuk mengetahui apakah SV. Karina 68 telah melaksanakan prosedur untuk memasuki zona 500 meter dan untuk mengetahui bagaimana penerapan prosedur SV. Karina 68 memasuki zona 500 meter saat cuaca buruk di wilayah kerja offshore north west java. Penelitian yang dilaksanakan di atas kapal SV. Karina 68 selama 12 bulan ini akan menghasilkan manfaat teoritis bagi pembaca dan manfaat praktis untuk perusahaan offshore itu sendiri. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menganalisis data menggunakan metode fishbone. Peneliti menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil observasi secara langsung dan wawancara dengan membuat angket. Data sekunder yang diperoleh dari publikasi ilmiah, buku, jurnal, catatan atau dokumen yang dibuat orang lain guna menunjang data primer. Pada pembahasan rumusan masalah pertama didapatkan beberapa kali SV. Karina 68 melakukan pengisian bahan bakar, cairan atau bahan kimia lain pada malam hari yang dimana dilarang dalam prosedur TKO (Tata Kerja Organisasi)Pertamina Hulu Energi dan Nakhoda/Officer tidak mencatat hasil drift test dalam buku harian kapal. Dan berdasarkan rumusan masalah kedua, SV. Karina 68 belum melakukan prosedur TKOuntuk memasuki zona 500 meter dikarenakan kecepatan angin di atas 20 knots, sesuai prosedur TKO kapal diperbolehkan memasuki zona 500 meter dengan kecepatan angin rata-rata 20 – 25 knots. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Officer belum sepenuhnya melakukan prosedur TKO,karena kebijakan dari Nakhoda untuk mempertimbangkan keselamatan awak kapal, kapal dan platform. Saran diberikan untuk perusahaan diharapkan menyesuaikan prosedur dengan melihatkondisi atau spesifikasi kapal. Karena tidak semua jenis OSV (Offshore Support Vessel) yang dilengkapi dengan bow thruster dapat berolah gerak dengan kecepatan angin rata-rata 20 – 25 knots.